🔲
KISAH TELADAN!!
Bekas presiden India, DR. Abdul Kalam berkata:
“Waktu aku masih kecil, ibuku memasak makanan untuk kami. Suatu malam dia membuat makan malam setelah seharian bekerja keras, Ibu meletakan sepiring ‘sabzi’ dan roti hangus didepan ayahku.
Aku menunggu untuk melihat apakah ada respon negatif dari ayah terhadap roti hangus itu.
Ternyata Ayahku tenang saja makan rotinya, ayah bertanya padaku, "bagaimana kegiatan disekolahmu hari ini?"
Aku tidak ingat apa yang kukatakan padanya malam itu, tapi yang aku ingat aku mendengar Ibu meminta maaf kepada Ayah atas roti yang hangus itu.
Aku tak akan pernah lupa yang ayah katakan.., sambil tersenyum ayah mengatakan ;
“Sayang, aku sesekali suka makan roti hangus” sambil mencium kening ibu..
Malamnya, sebelum tidur aku mencium Ayah, mengucapkan selamat malam. Aku bertanya apa Ayah benar-benar menyukai rotinya yang hangus?.
Ayah memelukku:
“Ibumu melalui hari yang berat dengan pekerjaan hariannya dari bangun sampai tidur lagi, dan tentu ibumu benar-benar lelah.
Roti hangus tidak pernah menyakiti siapapun, tetapi Kata-kata kasarlah yang akan "menyakiti” hati ibumu.
“Kau tahu nak..? hidup ini penuh dengan hal-hal yang tidak sempurna dan orang-orang yang tidak sempurna.
Ayahpun bukan lelaki sempurna, belajarlah untuk menerima "ketidak sempurnaan itu”.. supaya kamu bisa menikmati kebahagiaan bersama keluargamu nanti..
Renungan: Amsal 15:1 (TB) Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.
Proverbs 15:1 (KJV) A soft answer turneth away wrath: but grievous words stir up anger.
Itulah kasih krunia mengatasi kesalahan yang dibuat!
Terima kasih atas peringatan ini. Sangat diberkati. 👍🏽