Mazmur menceritakan keadaan umat Tuhan sewaktu berada didalam tawanan di Babilonia, mereka dihina oleh para penindas mereka yang angkuh di sana. Oleh itu pemanzmur mengungkapkan perasaan hati para tawanan yang sedang bersedih mengingat kembali apa yang lalu.
Mereka mulai merindukan keadaan mereka yang lalu, dimana mereka bebas datang ke Rumah Tuhan dengan menyanyikan pujian bagi Tuhan dengan kecapi. Namun sekarang mereka tidak lagi dapat menikmati hari-hari mereka seperti yang lalu, tetapi sekarang mereka hanya diselubungi dengan ratapan kesedihan
Itulah sebabnya pemazmur berkata kepada kita “...Di tepi sungai-sungai di Babilonia kita duduk dan meratap, apabila kita terkenang akan Sion. Kita menggantungkan kecapi pada pokok gandarusa di sana, dan tidak memainkannya lagi.....” Mazmur 137:1-2
Pemazmur menceritakan kepada kita tentang kerinduan umat-Nya yang sekarang ini didalam pembuangan di Babilonia, apa yang mereka alami hanyalah sebuah ratapan atau penderitaan. Oleh kerana penderitaan yang mereka sedang lalui, telah membuat mereka mengingat kembali masa lalu mereka yang penuh dengan kemeriahan dan sukacita.
Sewaktu mereka berada di Yeruselam mereka boleh datang ke rumah Tuhan, memuji dan memain kecai didalam rumah Tuhan suasananya sangat gembira. Namun sekarang suasananya sudah tidak ada lagi, malah apa yang ada hanyalah tekanan dan penderitaan. Oleh itu hal yang lalu mulai hidup kembali didalam hati mereka, betapa baiknya hidup dekat dengan dengan Tuhan.
Oleh itu bagaimana dengan diri anda hari ini? Apakah keadaan anda saat ini membuat diri anda mengingat kembali masa lalu dan sangat merindukan Tuhan bagi dirimu? Apakah yang membuat anda sangat merindukan Tuhan dalam hidupmu saat ini.
Ingat berada didalam hadirat Tuhan kita akan menemui dan mengalami sukacita yang melebihi pengertian kita, tetapi diluar Tuhan hidup kita akan menderita.. oleh itu piliha Tuhan bagi diri kita.
Doa: Bapa yang di surga, saya datang kepadaMu, berterima kasih kepadaMu kerana mengasihi dan menerima saya sebagai anakMu, terima kasih kerana mengampuni saya, amin.
Pr Patrick Taie
Comentários