Pemazmur menceritakan tentang keadaan dirinya setelah melalui kesukaran dan kesulitan dari satu persatu tanpa berkesudaahan. Setelah dia melalui kesukaran dan kesulitan yang satu, kemudian datang lagi kesukaran dan kesulitan yang baru dan segalanya tanpa bersudahan.
Oleh kerana pengalaman pemazmur tentang kesukaran dan kesulitan selama hidupnya telah membuat dirinya tidak lupa akan Tuhan dan siapa dirinya. Dia tahu bahawa Tuhan adalah penolongnya dan pembimbing hidupnya selama ini. Walaupun manusia bagaikan hembusan nafas namun Tuhan menghargainya.
Itulah sebabnya pemazmur berkata kepada Tuhan, mengapakah manusia itu penting bagi-Mu? Mengapa Engkau mempedulikan kami? Sedangkan “....manusia bagaikan hembusan nafas, dan hidupnya berlalu seperti bayangan....” Mazmur 144:4
Walaupun kita “..bagaikan uap yang sia-sia dan umur hidupnya pun seperti bayang-bayang yang lalu. Namun bagi Tuhan manusia adalah sangat penting bagi diri-Nya dan Dia sungguh mempedulikan kita. Oleh itu berharaplah kepada Tuhan dan jangan mempersia-siakah hidup ini, gunakanlah seluruh hidup kita bagi muliakan Tuhan.
Hidup anda dan saya adalah berharga dan penting bagi Tuhan, oleh itu selama kita masih hidup muliakan Tuhan dan layanilah Tuhan. Sebab hidup ini bagaikan “..hambusan nafas..”
Doa: Bapa yang di surga, saya datang kepadaMu, dan menyerahkan seluruh hidup saya kepadaMu untuk kemuliaan namaMu, pakailah hidup saya untuk memuliakan namaMu. didalam nama Tuhan Yesus saya berdoa, amin.
Pr Patrick Taie
コメント