top of page

Seruan Dari Salib




Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia dan melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia: “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!” (Markus 15:39 NIV).


Dalam banyak cara kita mengakui pentingnya perkataan-perkataan Kristus: perumpamaan, wahyu dan pengisytiharan kebenaran-Nya, sering telah membungkam, mengejutkan dan mendorong bukan sahaja individu tetapi negara-negara untuk bertindak.


Jadi apakah yang boleh kita pelajari daripada seruan-seruan terakhir-Nya yang diucapkan melalui kesakitan dan penderitaan di kayu salib? Dengan tidak mengambil kira jumlah tahun kita telah menempuhi perjalanan iman mengikuti Yesus, seruan Yesus yang sama ini kekal dapat membantu, menyembuhkan, mengubah, menawarkan kekuatan, harapan dan tujuan baru kehidupan kita dari tahun ke tahun, generasi ke generasi.


Pertama: Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34 NIV). Apakah Tuhan kita menawarkan pengampunan murahan – pengampunan tanpa pertobatan? Walaupun disalib Yesus tidak bertindak balas dengan protes - tetapi dengan doa sedemikian. Dalam keadaan yang menyedihkan dan penyiksaan yang mengerikan, pemikiran pertama Yesus ditujukan kepada Bapa-Nya yang penuh kasih kepada umat manusia. Semoga kita orang-orang yang beriman tidak mempersoalkan Tuhan dan tidak melepaskan kemarahan; atau lebih buruk ingin menyangkal Tuhan. Yesus menumpukan perhatian kepada Bapa-Nya - masih mengasihi dan percaya kepada Bapa-Nya, meskipun neraka sedang menghancurkan Dia.


Ke-2: Kata Yesus kepadanya: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada besama-sama dengan Aku di Firdaus.” (Lukas 23:43 NIV). Sungguh menakjubkan pemikiran bahawa salah satu tindakan terakhir Kristus sebelum Dia mati adalah untuk merampas jiwa seseorang dari kematian kekal dan menjanjikan dia masa depan bersama Dia di syurga! Dan pencuri ini menunjukkan kepada kita apa yang diperlukan untuk diselamatkan: kesedaran tentang siapa Yesus dan kesedaran bahawa kita telah melakukan kesalahan yang menuntut pertobatan kita dan pengampunan-Nya Yesus.


Ke-3: Kepada ibuNya - “Ibu, inilah, anakmu!” Kepada muridNya - “Inilah ibumu!”(Yohanes 19:26, 27 NIV). Pengkhotbah besar Amerika D.L.Moody pernah berkata, “Ketika Yesus hampir mati di atas salib Dia menyatakan kehendak dan janji-Nya dengan jelas kepada semua orang. Dia menyerahkan roh-Nya kepada Tuhan, darah-Nya kepada kita, dan ibu-Nya ke dalam tangan murid-Nya.” Nah, isu khusus yang kita renungkan hari ini ialah - penjagaan dan keprihatinan Tuhan kita terhadap ibu-Nya yang ditunjukkan di kayu salib - menyerlahkan prinsip penyayang dengan cara yang mungkin tidak dilakukan oleh orang lain. Menjaga antara satu sama lain adalah prinsip asas penciptaan, dan tanpa kehidupan saling mengambil berat ini tidak akan berfungsi dengan cara ia direka untuk berfungsi. Satu perkara yang biasa berlaku sepanjang kehidupan umat manusia - kita tidak wujud bersendirian.


BERDOA:…………………


Pr Roland Satu Ukab

Comments


bottom of page